Pages

11 Okt 2010

Modal Ku “Nekad”

Harii gini modalnya nekad,,, kacau daahhh,,,, Mungkin sedikit judul yg aneh,, buat kita semua,, dan juga q,,
Tapi itu nyata teman karena q sendiri pernah mengalaminya,,
Ya,,, bersama teman sejatiku,,, bernama “Heru”
Pengalaman q bersama Heru waktu pertama kali Ke Jakarta,,, Soalnya kami berdua hanya modal nekad,, gmn ga nekad, kami sebelumnya lom pernah ke Jakarta,, tapi langsung nyari alamat K2 q yg kerja di Jakarta,, Yaitu tepatnya di Pademangan Jakarta Utara,,,

Cerita ini bermula ketika q dah keluar kerja dari tempat kerja q di kampung dulu,, (service komp.),, dan q bersama Heru memutuskan untuk nyari pengalaman di Jakarta,, Kami tergiur dg kesan Jakarta yg penuh dengan harapan & tempat meraih cita2. Karena q kira setiap orang yg pulang dari Jakarta selalu kelihatan lebih sukses. Tanpa pikir panjang kamipun sepakat untuk pergi ke Jakarta,, Padahal kami lom pernah ke sana sebelumnya,, Kami hanya berbekal alamat : Pademangan IV Gg.15. Tanpa no. rumah ataupun nama pemilik rumah. Yang kami tahu K2 q itu ngontrak ma tmnya yg bernama mas “Slamet”. Dan itu alamat yg tertulis di surat pengantar dari kelurahan sebagai bukti kami ke Jakarta. Dan q dpt alamat itu dari tmn K2 q yg dl pernah kerja di Jakarta,, Q inget banget dya cuma bilang “Kamu Naek bus DAMRI sampai terminal kemayoran,, lalu kamu turun trus naek Bajaj, bilang aja Pademangan IV Gg.15” pasti tau smua” cetusnya.

Berbekal Tekad dan niat kamipun memesan tiket bus “DAMRI” dg tujuan Kemayoran,, dan sore harinya tepatnya pkl 17.00 Wib, bus pun berangkat dari terminal Purbalingga, desa tanah air ku. Dan tentu saja sebelumnya dah pamitan kepada kedua orang tua kami. Selama perjalanan berlangsung (kira2 8 jam) kami hanya minum aqua dan biscuit karena kami pikir uang saku akan kami gunakan untuk mencari pekerjaan disana. Setelah sampai di terminal Kemayoran ternyata masih pukul 02.45 dini hari. Tapi keadaan di luar terminal ternyata dah rame dg supir bajaj dan ojek. Setelah kami turun dari bus, kami langsung naek bajaj dan bilang ke supir bajaj “Pademangan IV Gg.15 mas “ dan dia pun mengangguk tanda mengerti dan segera mempersilahkan kami masuk. Q sempet heran dg bentuk bajaj yg sedikit aneh,, pa lagi mendengar suaranya yg membuat telinga bising. “NGEEEEENNNGGGGGGG2222!!!!!!!!!!!!” begitu kira2 bunyinya. Karena selama ini q hanya tau bajaj dari nonton filmnya “Bajaj Bajuri” ternyata hari ini q mengalaminya sendiri. Ada perasaan seneng campur aneh dlm hatiku,, seneng karena dah nyampe Jakarta dan akan ketemu K2 q,, Aneh dengan keadaan kota Jakarta yg sangat ironis dg yg ada di TV. Ternyata Jakarta bau n sumpek,, padahal di TV Indah dan kereenn. Kurang lebih 25 menit kemudian kami nyampe di Pademangan IV Gg.15. Kemudian sopir bajaj pun bilang “dah nyampe mas” dan kami pun menyahut berapa mas ? dya menjawab 15rb mas,, dan kamipun mengeluarkan uang untuk membayarnya. Dan setelah kami turun. Kami lihat pada papan di depan pintu gerbang tertulis Gg.15 dan q rasa qt berdua dah sampai di tempat tujuan ,,, sedikit terkejut ternyata komplek tersebut msh di kunci karena waktu itu masih jam 03.00 dini hari. Sambil menunggu hari berganti pagi. Kami pun memutuskan untuk nyari tempat untuk duduk dan ternyata di tepi jalan ada sebuah kursi sofa tua yg sudah di buang pemiliknya. Dengan bergegas kami pun langsung tiduran di atas sofa itu. Baru mau memejamkan mata mencoba untuk istirahat sejenak. Tiba2 kamipun terusik dg suara nyamuk yg begitu bising,, dan bau selokan yg sangat menyengat. Huuuh,,, tenyata Jakarta begini banget “Enakan malah di kampung” Gumamku dalam hati. Tapi nggak apa2 lah namanya juga cari pengalaman “gumamku lagi. Dan akhirnya kamipun memaksakan diri untuk tidur. Walaupun nyamuk yg banyak menggigit dan bau semerbak air selokan yg sangat menyengat. Dan akhirnya kamipun tertidur dg sedikit lelap. Saat hari menjelang subuh kamipun terbangun. Kulihat ada seorang ibu yg keluar dg membawa keranjang warna merah. Oh mungkin dia mau pergi ke pasar. “pikirku. Pagipun semakin cerah,, kira2 saat jam 6. pagi. Gerbangpun mulai dibuka. Yaa,, gerbang warna merah dan putih,, dg bahan dari besi dan motif ½ lingkaran. Kucoba melangkahkan kaki untuk memasuki gang tersebut. Selama kami berjalan menyusuri gang kamipun sempat berpikir untuk langsung menanyakan alamat yg kami cari. Tapi niat itu q urungkan berharap bisa ketemu langsung dg kakak q. Ternyata setelah gang itu hampir selesai kami susuri. Akhirnya kamipun terpaksa menanyakan kepada seorang ibu,, karena takut kesasar. Sambil menghampiri dan memberikan senyum tanda sapaan kemudian q berkata : “Permisi bu, mau nanya tau kontrakannya mas Iwan gak Bu ? kemudian dg wajah agak kebingungan dia pun menjawab :”mas Iwan sapa ya,,? Dan akupun langsung menimpali :”Mas Iwan temennya mas Slamet bu”. dg ekspresi wajah tersenyum dia bilang :”ooo Slamet to ? nie rumahnya,,, sambil membawa kami ke arah gang kecil di sebelah rumahnya. Dan akhirnya kamipun sampai didepan pintu sebuah kamar kontrakan,, dg cepat kamipun langsung mengetuk pintu. “Assalamu’alaikum” kata q,, kemudian dr dlm rumah menyahut “Wa’alaikumsalam.” Dan bersamaan pintu dibuka… Dengan eksperi wajah ½ ga percaya,, K2 q berkata :”Kamu nyusul kesini to” dg serempak kamipun menganggukan kepala dan menjawab :”Iya orang dirumah ga ada kerjaan” jadi nyusul kesini,, pgn cari kerjaan.

Akhirnya kamipun istirahat untuk melepaskan lelah di kamar kontrakan mas slamet hingga akhirnya tertidur. Kemudian kira2 jam 10.00 pagi. K2 q membangunkan q untuk segera mandi dan sarapan. Setelah selesai sarapan kamipun pamitan ke mas Slamet untuk ikut K2 q pergi ke tempat kontrakannya. Kami berjalan kaki karena jaraknya yg cukup dekat kira2 200m. Kemudian kami naik tangga kontrakan yg terbuat dari kayu karena kamar K2 q yg terletak di atas. Kemudian kamipun masuk ke sebuah Kamar dg ukuran 2m x 3 m dg dinding yg terbuat dr papan dan triplek. Maklum namanya juga kontrakan,, kelas bawah,, hahahah,,, itu z dah beruntung drpd tidur di jalanan,,, (kyk gelandangan z,, hahahaha).

Seharian q gunakan untuk istirahat total. Karena kami berdua berencana esok hari untuk mencari pekerjaan. Karena kami yg hanya bermodal “Nekad “ kamipun berinisiatif untuk mencari pekerjaan sendiri. Sebagai langkah awal kamipun membeli Koran harian Jakarta, kami membeli 3 koran untuk mencari “Lowongan pekerjaan”. Halaman lowongan pekerjaan jadi fokus bacaan kami, tak lupa klo ada lowongan penting dg segera kami catat alamat dan tgl penerimaannya. Dengan penuh harap, kami menemukan beberapa lowongan pekerjaan yg cukup menarik. Diantaranya ada : Sales, Admin, Operator, dll. Yg sesuai dg keahlian kami. Hari berikutnya kami langsung hendak pergi ke tempat lowongan kerja itu ada. Karena kami yg gak tahu sama sekali daerah Jakarta kemudian menanyakan kepada K2 q. “Mas kalau ke Cimone dari sini naek apa y ?” tanyaku. “Waah klo q kurang begitu paham tapi, klo dari sini naek aza mikrolet jurusan Senen. Trus disana ada tuh tapi q lupa nomor mobilnya. ntar km tanya z” ? jawabnya. Kemudian kami langsung naek Mikrolet dari depan kontrakan kami,,, yg kebetulan di pinggir jalan raya,, menuju ke Terminal Senen. Setelah sampai di terminal senen. Kami turun dan membeli aqua dan di situ kami sekalian bertanya kepada pedagang “Pak klo arah ke Cimone naek apa y ?” tanyaku. “Naek bus itu z mas,” sambil menujuk kearah salah satu bus. “Makasih pak” jawabku. “Cimone,, cimone “ teriak konduktor bus,, dg bergegas kami segera masuk ke dalam bus. Setelah perjalanan kurang lebih dua jam. Akhirnya sampai di tempat tujuan. Yaitu di Terminal Cimone, dari terminal kami harus bertanya kembali untuk mencari alamat yg kami tuju. Dan akhirnya kamipun sampai di alamat yg kami cari. Didepan kantor tersebut ada seorang sekuriti yang sedang berdiri tempat di pintu. Kemudian kami berdua menghampiri Sekuriti tsb dan menanyakan alamat yg kami cari. Dia menganggukan kepala tanda bahwa kantor tsb lah alamat yg kami cari. Dan kami berdua langsung masuk ke dalam kantor tsb, kemudian duduk di ruang tunggu. Ternyata di ruang tunggu itu ada banyak sekali orang2 yg hendak melamar kerja sama dg kami. Di lihat dari penampilan mereka dan tentunya Amplop besar warna coklat yg mereka bawa. Setelah menunggu cukup lama akhirnya kamipun di persilahkan masuk menyerahkan lamaran kerja yg kami bawa. Dan ternyata kami cukup kaget karena kantor tersebut bukanlah perusahaan atau tempat kerja yang membutuhkan karyawan. Tempat itu hanyalah sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja atau biro Jasa dan kamipun di minta untuk membayar sejumlah uang agar bisa di tempatkan di sebuah perusahaan. Dengan rasa kecewa kami tidak mau membayarnya dan meminta kembali lamaran kami yang sudah kami serahkan. Dan langsung berniat untuk pulang ke rumah. Dengan perasaan kesal. Kami berdua berniat pulang ke rumah. Tapi pada saat kami berjalan menuju terminal kami melewati sebuah kawasan industri. Tampak di sana banyak sekali pabrik-pabrik. Dan kami berdua sepakat “Bagaimana kalau kita sambil jalan trus cari2 lowongan kerja siapa tau ada “. Cetus kami berdua. Dan akhirnya di sepanjang jalan kawasan industri tersebut memang banyak sekali pabrik-pabrik. Tanpa ragu2 kami pun langsung masuk ke dalam pabrik tersebut untuk menanyakan langsung kepada sekuriti. “Permisi pak apa ada lowongan kerja ?” tanyaku. Kemudian sekuriti itu menjawab : “Ga ada mas, cari tempat lain z”. “Ya sudah makasih ya pak” Sahut kami hampir bersamaan. Sambil berlalu dari tempat itu kamipun menuju ke pabrik-pabrik yg lain di daerah tsb. Tapi hampir semua pabrik tersebut memberikan jawaban yang sama. Mungkin karena mereka belum membutuhkan karyawan lagi. Dg tenaga yg sudah mulai lelah dan rasa penat yg menyerang kami berdua memutuskan untuk pulang. Dan setelah sampai rumah kami pun langsung istirahat dan tertidur karena hari itu benar2 hari yg melelahkan buat kami berdua. Dan hampir selama seminggu kamipun mencari pekerjaan dg cara seperti itu. Mencari lowongan kerja di Koran dan mendatanginya. Tapi tak satupun yg membuahkan hasil. Akhirnya kami mulai putus asa dan sempat mau menyerah. Dan berniat untuk pulkam saja. Tapi niat itu kami buang jauh2 karena masih berniat untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Berharap suatu saat mendapatkan pekerjaan di sini.

To Be Continued…

Tidak ada komentar:

Tanggalan